Panduan Pembuatan Dan Penulisan Soal Sd/Mi Tahun 2017

PANDUAN PEMBUATAN DAN PENULISAN SOAL SD/MI TAHUN 2017. Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap guru harus sanggup berinovatif dalam segala hal, baik dalam proses pembelajaran maupun penilaian. Untuk proses pembelajaran setiap guru niscaya sanggup melakukannya, alasannya yaitu kini ini sudah zamannya globalisasi tinggal mencari diinternet. Namun tidak dengan proses penilaian, proses evaluasi ini guru diharapkan sanggup berinovatif dalam pambuatan Alat Penilaian berupa Lembar Kerja ibarat Lembar Soal. Dalam soal terdapat beberapa kategori yaitu Soal Pilihan Ganda, Isian, dan Uraian. Pembuatan soal tidaklah semudah yang kita kira, alasannya yaitu dalam pembuatan soal harus sesuai dengan Panduan yang sudah ditentukan dalam Kemendikbud. 
Walaupun soal tersebut ada pada bahan atau buku tematik yang terbaru sesuai dengan Kurikulum 2013 namun tidak mengacu pada Pedoman pembuatan Soal maka dianggap tidak sah untuk diterapkan kepada siswa. Pada Puspendik tidak asal-asalan dalam menentukan bentuk soal-soal yang akan diterbitkan ke Satuan Pendidikan, namun ada alur yang harus terpenuhi, alur tersebut ibarat pada gambar di bawah ini.
  1.  KISI-KISI SOAL. Langkah yang pertama dalam Penulisan Soal harus mengacu pada kisi-kisi yang sudah disepakati. Kisi-kisi soal yaitu Kisi-kisi yaitu suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang sanggup dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit soal. Kisi-kisi disusun menurut tujuan penggunaan tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Bila beberapa penulis soal memakai satu kisi-kisi, akan dihasilkan soal-soal yang relatif sama (paralel) dari tingkat kedalaman dan cakupan bahan yang ditanyakan. Berikut pola kisi-kisi.
    Langkah-langkah dalam menyusun kisi-kisi yaitu 1) menentukan KD yang akan diukur; 2) menentukan bahan yang esensial; 3) merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan bahan dan level kognitif.
  2. PENULISAN SOAL. Langkah selanjutnya yaitu penulisan soal, dalam penulisan soal harus sesuai dengan kaidah bahasa atau Ejaan yang sudah diperbaharui versi terbaru (baca juga Peraturan Baru mengenai Pedoman gres dalam EYD tahun 2016). Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Hal-hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu Soal dilarang menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA). Soal dilarang bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang sanggup mengakibatkan pengaruh negatif atau hal-hal yang sanggup menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu. Soal-soal yang dihasilkan ini yaitu soal mentah.
  3. ANALISIS KUALITATIF. Dalam analisis kualitatif hal yang dilakukan yaitu review dan revisi. Review yaitu menelaah soal mentah secara kualitatif menurut kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik pribadi diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.
  4. PERAKITAN SOAL. Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untukdiujicobakan. Pada ketika perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.
  5. UJI COBA SOAL. Paket-paket soal diujicobakan kepada penerima didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas IV diujikan kepada penerima didik kelas V di tamat tahun pelajaran atau kepada penerima didik kelas VI di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seperti ujian yang bersama-sama walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat yaitu kualitas soalnya bukan kompetensi penerima didik. Ujicoba soal dipakai untuk mengumpulkan data empirik ihwal soal berupa jawaban-jawaban penerima didik terhadap soal.
  6. ANALISIS KUANTITATIF. Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan memakai aktivitas analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik memakai iteman. Hasil iteman mencakup daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes modern (Item Response Theory). Program yang sanggup dipakai antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan memakai analisis teori tes modern sanggup diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
  7. SELEKSI SOAL. Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik yaitu soal yang mempunyai daya beda tinggi, ditunjukkan dengan relasi point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik yaitu soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, ibarat infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
Itulah beberapa hal yang dilakukan oleh Puspendik dalam pembuatan Soal. Dalam pembuatan soal terdapat kaidah pada setiap kategori soal.
1. Soal Pilgan
Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:
a. Mater
  • Soal harus sesuai dengan indikator
  • Pilihan tanggapan harus sejenis dan logis ditinjau dari segi materi.
  • Setiap soal harus mempunyai satu tanggapan yang benar atau yang paling benar.
b. Konstruksi
  • Pokok soal harus dirumuskan secara terang dan tegas.
  • Rumusan pokok soal dan pilihan tanggapan harus merupakan pernyataan yang diharapkan saja. 
  • Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah tanggapan benar.
  • Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.5. Panjang rumusan pilihan tanggapan harus relatif sama. 
  • Pilihan tanggapan jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan tanggapan di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
  • Pilihan tanggapan yang berbentuk angka atau waktu harus disusun menurut urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
  • Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus terang dan berfungsi.
  • Butir soal jangan bergantung pada tanggapan soal sebelumnya. 
c. Bahasa
  • Setiap soal harus memakai bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
  • Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat jikalau soal akan dipakai untuk kawasan lain atau nasional.
  • Setiap soal harus memakai bahasa yang komunikatif.
  • Setiap pilihan tanggapan jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. 
2. Soal Uraian
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian yaitu sebagai berikut:
a. Kaidah
  • Soal harus sesuai dengan indikator.
  • Batasan pertanyaan dan tanggapan yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
  • Isi bahan sesuai dengan tujuan pengukuran, contohnya soal Matematika harus menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensiberbahasa atau yang lainnya.
  • Isi bahan yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. Tingkat kompetensi yang diukur harus diubahsuaikan dengan tingkatan penerima didik, contohnya kompetensi pada jenjang Sekolah Menengah Pertama dilarang ditanyakan pada jenjang SD, walaupun materinya sama, atau sebaliknya soal untuk tingkat SD dilarang ditanyakan pada jenjang SMP.
b. Konstruksi
  • Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus memakai kata-kata tanya atau perintah yang menuntut tanggapan terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan memakai kata tanya yang tidak menuntut tanggapan uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kata-kata tanya yang hanya menuntut tanggapan ya atau tidak.
  • Buatlah petunjuk yang terang ihwal cara mengerjakan soal.
  • Buatlah pedoman penskoran segera sesudah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besar skor bagi setiap komponen, atau rentang skor yang sanggup diperoleh untuk setiap kriteria dalam soal yang bersangkutan.
  • Hal-hal lain yang menyertai soal ibarat tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak mengakibatkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
c. Bahasa
  • Rumusan butir soal memakai bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana dan komunikatif sehingga gampang dipahami oleh penerima didik.
  • Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang sanggup menyinggung perasaan penerima didik atau kelompok tertentu.
  • Rumusan soal tidak memakai kata-kata/kalimat yang mengakibatkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
  • Butir soal memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
  • Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat.
Untuk lebih jelasnya sanggup anda Download berupa file .pdf dibawah ini.
Semoga informasi diatas bermanfaat bagi anda.
baca juga artikel yang terkait :

Sumber : PUSPENDIK KEMENDIKBUD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Dan Kegiatan Kerja Pengajuan Paguyuban Operator Sekolah